Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Tasikmalaya

Jumat, 29 Agustus 2014

Ayat-ayat Alquran Sebagai Rujukan Utama Kode Etik Wartawan

Tidak ada komentar :
Ayat-ayat Alquran sebagai rujukan utama kode etik wartawan. Ayat ini Secara gamblang dan jelas, agar wartawan dalam bertugas senantiasa berlandaskan moral dan etika, sehingga yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah.
Dosa besar wartawan bila menyembunyikan fakta atau mengungkap suatu kasus dimana yang benar dikatakan salah dan yang salah dikatakan benar. Dengan demikian kita senantiasa tidak menyimpang dari etika profesi jurnalistik yang profesional dan dalam bertugas selalu mentaati Kode Etik Wartawan.
  1. Wala talbisul haqqo bil batili wataktumul haqqo wa antum ta’lamun. (Al Baqoroh,42).
    (artinya : Janganlah campur baurkan kebenaran dengan kebatilan. Dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran. Sedangkan kamu mengatahui(nya).(al-baqoroh.42).
  2. Wajtanibuu qoulajuuri (surat Al Hajj, 30) (artinya: dan jauhilah perkataan dusta) (alh-hajj 30).
  3. Ya ayyuhalladina Amanu in jaa akum pasiiiqum binabaim patabayyanu an tusibuqaumam bijahalatin patus bihuuu alamaa pangaitum naaadimin (al hujarat, ayat 6) (artinya : hai orang orang yang beriman jika datang kepadamu seorang yang fasik membawa berita, carilah keterangan tentang kebenarannya, supaya jangan kamu rugikan orang karena tak tahu, hingga menyebabkan kamu penuh penyesalan atas perbuatanmu. (alhujarat, ayat 6)
  4. Ya ayyuhalladina amanu la yass harqaumun qaumim ngasya ayyakunu hoiromminhum walanisaaauu min nasaaain ngasya ayyakunna hoirom min hunna wala talmiju anpusakum wala tana baju bil alqobi nisaa ismu pusuku ba’dal imani wamallam yatub pa ulaika humuddolimun.(11). Ya ayyuhalladina amanuztanibu kasirom manaddonni inna baa’do donni issmuw wala tajassasu wala yagtab ba’dukum ba’dan aa yuhibbu ahadukum ayya kula lahma ahihi maitan pakarih tumuhu wattaqulloha innalloha tawwaburrohim(12).
    (artinya : hai orang orang yang beriman janganlah ada diantara kamu yang mengolok-olok orang lain. Mungkin (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang diolok-olokkan). Janganlah wanita mengolok-olokkan wanita lain. Mungkin (wanita yang diolok-olokkan) lebih baik dari (wanita yang mengolok-olokan). Janganlah kamu saling mencaci, dan janganlah saling memberi nama ejekan. Amatlah buruk nama yang fasik (dilontarkan kepada) sudah beriman.barang siapa tiada bertobat, merekalah orang yang zalim (alhujarat 11 dan 12). *** H. Syamsul Maarif

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Artikel Terbaru